Pak Deputi: Vaksin Data untuk Virus Homelessness
-----
Reportase: Nining (Sriningsih)
Foto: Rio BG
Happy monday perdana di bulan Maret kali ini sangat spesial. Selain
dihadiri seluruh kepala BPS Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, di studio
lantai 5 BPS Provinsi Jawa Tengah kedatangan tamu spesial, yaitu Bapak
Sairi Hasbullah Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik.
Mengawali acara, MC kondang BPS Jateng yaitu Medha dan Maharani
mengajak audiens untuk bergerak, bergerak dan bergerak adalah awal
penyemangat sebelum memulai segala aktivitas, dan memang, dengan
diiringi musik yang menggetarkan, acara bergerak layaknya senam inipun
menjadi pematik kehangatan suasana. Rangkaian doa dan yel yel BPS
Provinsi Jawa Tengah adalah sesi wajib happy monday yang tak boleh
ketinggalan.
Bapak Margo Yuwono, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah
memberikan arahan singkatnya tentang bagaimana BPS Provinsi Jawa Tengah
menuju berkinerja tinggi, kreatif, inovatif dan responsif.
Ingin
melihat sejauh mana BPS Provinsi Jawa Tengah melaksanakan gaung
perubahan dan ingin meminta pendapat Pak Margo terkait bagaimana BPS ke
depan adalah kata pembuka dari arahan Deputi Bidang Statistik Sosial.
Entah benar atau tidak, BPS Jawa Tengah dalam bimbingan Pak Margo memang
“berlari”, yang tak sanggup berlari maka akan tertinggal. Beliau penuh
inovasi dan berfikir untuk selalu memberikan nilai lebih bagi BPS.
Jika data adalah mining, maka bagi saya Pak Deputi adalah tambang
motivasi, tambang informasi. Semua yang diucapkan beliau adalah ilmu dan
motivasi. Sehingga tak salah jika pada suatu kesempatan Pak Margo
pernah menyebut beliau sebagai “Orator”. Beliau tak hanya menguasai
segala hal dengan pemikiran yang holistik tapi beliau juga mampu
menyampaikan dan sanggup membangkitkan semangat pendengarnya.
Dimulai dengan pandangan terhadap kondisi global saat ini yang mulai
mengalami 'homelessness personal identity'. Berita simpang siur yang
berkembang di dunia online memunculkan online deception. Kondisi ini
membuka peluang bagi faham faham radikal baru yang menyediakan rumah
baru bagi masyarakat yang mengalami 'homelesness personal identity',
contoh gampangnya adalah maraknya LGBT akhir akhir ini.
Dalam
pemerintahan pun central maupun local government juga mengalami
'homelessness'. Para pemangku kebijakan tidak lagi berfikir bagaimana
mensejahterakan rakyat sendiri namun terus berfikir bagaimana membeli
suara rakyat.
Enrico Giovanni seorang sosiolog dunia, pernah
menjabat kepala “BPSnya” Italia yang sekarang menjadi “designer SDGs”
terus menggelorakan perubahan. “Di tengah 'homelessness' ini kita harus
kembalikan dunia dengan fakta dan data, dan vaksin bagi virus
'homelesness' ini adalah data statistik yang akurat”, demikian kutipan
pernyataan dari beliau.
Lalu bagaimana itu dapat disajikan dan
mudah difahami orang awam? Data statistik yang akurat mempunyai arti
luas. Tidak hanya sebatas menjaga agar data tersebut unbias tapi
bagaimana menyajikan data menjadi mudah dibaca dan terkomunikasi dengan
baik, menarik. Kini adalah saatnya berbicara deteminan, bukan lagi
membaca naik turunnya angka.
Equiframe adalah framework baru
untuk meyakinkan perencana, membuat analisis yang mencakup bagaimana hak
asasi manusia dapat dipenuhi hingga seluruh lapisan masyarakat – no one
left behind-. Para buruh tani, buruh pabrik dan pekerja-pekerja tidak
tetap tidak lagi menjadi kaum yang ter-ignore dalam pembangunan.
Demikian luasnya wawasan beliau sehingga arahan beliau kali ini sangat
runut dan lengkap. Dan arahan kali ini ditutup dengan kisah bagaimana
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) yang lulusan SD namun mampu
menggetarkan dunia dengan karya-karyanya. “Jika kita gagal maka jangan
salahkan kesibukan kita. Kegagalan adalah karena ketidakmampuan diri
dalam mendidik diri sendiri”.
Dan acara happy monday kali ini
menumbuhkan semangat baru bagi insan BPS. Motivasi baru untuk menjadikan
BPS Jawa Tengah unggul dan terdepan.